MAKALAH KONSEP KINERJA - tugas wawasan kependidikan


HALAMAN JUDUL

MAKALAH
WAWASAN PENDIDIKAN
“KONSEP KINERJA”



 







DOSEN PENGAMPU : Dr. I Gede Suditha, S.Pd.,M.Pd.

KELOMPOK :
                                    Lisanti Zeftiatul Ana  ; 1815011002
                                    Rinayatul Sofia           ; 1815011003
                                    Putri Iraman Daeli       ; 18150110


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan bimbinganNya, kami dapat menyelesaikan makalah Wawasan Kependidikan yang judul “Konsep Kinerja” dengan baik dan lancar. Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah Wawasan Kependidikan dan tentunya dalam proses pembuatannya tidak akan terwujud tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.       Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd. M.Pd, selaku dosen pengajar mata kuliah Wawasan Kependidikan.
2.       Teman- teman kelompok yang telah membantu.
            Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mengenai lingkup daei seuah konsep kinerja. Selain itu kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan studi untuk selanjutnya.
            Makalah ini sepenuhnya jauh dari kata sempurna sehingga dibutuhkan saran dan kritik dari pembaca demi perkembangan dan penyempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita dan khususnya  pembaca.




                                   
                                                                                    Singaraja, 13 Mei 2019




                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI


BAB III PENUTUP. 16



BAB I PENDAHULUAN

Kinerja  merupakan bagian  yang  sangatpenting  dan  menarik karena terbukti sangat  penting manfaatnya,  suatu  lembaga menginginkan  karyawan    untuk bekerja sungguh-sungguh sesuai   dengan   kemampuan   yang   dimiliki   untuk mencapai hasil kerja yang baik, tanpa  adanya  kinerja  yang  baik  dari  seluruh karyawan, maka keberhasilan dalam mencapai tujuan akan sulit tercapai. Kinerja  pada  dasarnya  mencakup  sikap  mental dan  perilaku  yang  selalu  mempunyai  pandangan  bahwa  pekerjaan  yang  dilaksanakan saat ini harus lebih berkualitas daripada  pelaksanaan  pekerjaan  masa  lalu,  untuk  saat  yang  akan  datang  lebih berkualitas  daripada saat  ini. Suatu kinerja berhubungan pula dengan dunia pendidikan dalam kaitannya yaitu seorang guru dalam menciptakan suatu mutu pendidikan yang berkualitas.
Mutu pendidikan merupakan salah satu tolok ukur yang menentukan martabat atau kemajuan suatu bangsa. Dengan mencermati mutu pendidikan suatu bangsa/negara, seseorang akan dapat memperkirakan peringkat negara tersebut di antara Negara-negara di dunia. Oleh karena itulah, bangsa yang maju akan selalu menaruh perhatian besar terhadap dunia pendidikannya, dengan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti meningkatkan anggaran pendidikan, menyelenggarakan berbagai lomba dalam berbagai aspek pendidikan, atau mengirimkan para tunas bangsa untuk menimba ilmu di negara lain. Beragam upaya ini dilakukan karena kesadaran akan pentingnya pendidikan, dan keyakinan bahwa bangsa yang mengabaikan pendidikan akan menjadi bangsa yang tertinggal, yang akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, untuk menjadi sebuah bangsa yang kuat dan mampu bersaing dalam dunia pendidikan, maka diperlukan seorang guru professional dengan segala keterampilannya dalam kiner sehingga  mampu menjadikan pendidikan lebih baik dan berkualitas.
1.      Apa yang dimaksud dengan kinerja ?
2.      Apakah definisi dari guru?
3.      Bagaimana keterkaitan antara kinerja dan guru?
4.      Apakah itu guru profesional?
5.      Bagaimana motivasi yang dipakai seorang guru dalam memperoleh kinerja yang baik dalam keberhasilan belajar?
6.      Bagaimana masa kerja dari seorang guru?
1.      Mengetahui maksud kinerja .
2.      Mengetahui definisi dari guru.
3.      Mengetahui  keterkaitan antara kinerja dan guru.
4.      Memahami sifat guru profesional?
5.      Mengetahui motivasi yang dipakai seorang guru dalam memperoleh kinerja yang baik dalam keberhasilan belajar?
6.      Mengetahui masa kerja dari seorang guru?







BAB II PEMBAHASAN

Istilah kinerja bersal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja nyata) yang dicapai seseorang. Secara terminology, pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan atau tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Nawawi, 1985;238). Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan daam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi (Siagian, 2000;111). Dari konteks tersebut kinerja guru yang dikemukakan adalah tingkat pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan berdasar tujuan, misi dan visi organisasi.
Lebih lanjut, Maler (Kusumastuti,2001:75) menyatakan bahwa : “kinerja sebagai unjuk kerja yaitu sebagai keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Perbedaan unjuk kerja antar individu dalam situasi kerja adalah akibat adanya perbedaan karakteristik individu dan situasi yang berbeda.” Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa unjuk kerja terutama dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor individu dan situasi. Drucker (2002:30) mengemukakan bahwa performance dipengaruhi oleh motif-motif individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dia juga mengemukakan bahwa kinerja mempunyai lima dimensi yaitu :
1.      Dimensi fisiologis; yaitu manusia akan bekerja dengan baik bila bekerja daam konfigurasi operasional bersama tugas dan ritme kecepatan sesuai dengan kekuatan fisiknya.
2.      Dimensi psikologis; yaitu bekerja merupakan ungkapan kepribadiannya karena seseorang yang mendapatkan kepuasan kerja akan berdampak pada kinerja yang lebih baik.
3.      Dimensi social; yaitu bekerja dapat dipandang sebagai ungkapan hubungan social diantara sesame karyawan.
4.      Dimensi ekonomi; yaitu bekerja adalah kehidupan bagia karyawan. Imbalan jasa yang tidak sepadan dapat menghambat atau memicu karyawan dalam berprestasi.
5.      Dimensi keseimbangan; yaitu keseimbangan antara apa yang diperoleh dari pekerjaan dengan kebutuhan hidup akan memacu seseorang untuk berusaha lebih giat guna mencapai keseimbangan.
Dimesi ini disebut dengan dimensi kekuasaan pekerjaan karena ketidakseimbangan dapat menimbulkan konflik yang dapat menurunkan kinerja.
Menurut Gibson (Sutisna, 1999;23) terdapat empat faktor yang diukur dalam penilaian performance kerja sebagai berikut :
1.      Performance, menyangkut kemmpuan untuk promosi karyawan, prestasi dalam menyeesaikan pekerjaan.
2.      Conformance, merefleksikan bagaimana individu bekerjasama dengan atasan dan rekan-rekan serta kepatuhan terhadap peraturan organisasi.
3.      Dependability, meluhat sejuh mana tingkat kedisiplinan karyawan terhadap aturan yang ditetapkan dan disetujui oleh karyawan sendiri.
4.      Personal adjustment, melihat bagaimana kemapuan karyawan dari segi emodional untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya.
Menurut Undang- undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dri Atmaka (2004: 17) pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya. Agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri. Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola administrasi di sekolah itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila. Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis. Sebagai profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru, yaitu:
1.      Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
2.      Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3.       Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
4.      Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
5.      Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material.
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan sentral dalam pelaksanan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya. Sorotan tersebut lebih bermuara  kepada ketidakmampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga bermuara pada menurunnya mutu pendidikan. Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan, bagaiamana kinerja guru kan berdmpak kepada pendidikan bermutu. Melihat sisi lemah dari system pendidikan nasional, dengan gonta-ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut.
Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal dan tidak demikina halnya guru profesional. Selain itu kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran dai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga mempunyai tanggung jawab dalam menciptakan guru berkualitas dan tentunya suatu ketik berdampak kepada pembentukan sumberdaya manusia (SDM) berkuaitas pula. Kinerja terbentuk bilamana  masing-masing struktur memiliki dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing. Guru yang baik tidak akan pernah putus asa, dan menjadikan sebuah kritikan setiap orang sebagai motivasi dalam melakukan perbaikan yang akan datang. Hasibuan (1997;48) mengemukakan bahwa tidak kurang dari 11 dimensi kerja yang biasa dinilai, yaitu kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisipinan, kratifitas, kerja sama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan dan tanggung jawab. Pendapat Sergivanni et.al. (1987;100) menyatakan bahwa kinerja guru erat kaitannya dengan peningkatan pemberdayaan guru tersebut dimana guru harus ddapat mengkritisi kurikulum secara mandiri, daoat mengeola kelas dan bahan ajarnya serta dapat meningkatkan cara mengajarnya secara efisien. Sesuai dengan yang dikemukakan bahwa kualitas produktifitas kinerja guru dapat dilihat dari sikap dalam pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajarannya.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dn sikap yang dimiiki seseorang serta penerapannya didalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seseorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Berbagai masalah yang berkaitan dengan guru adalah antara lain adanya kberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan, belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan  kebutuhan, kesejahteraan guru yang belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Sehubungan dengan hal itu, Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi Perintisan Pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara Nasional.
Berdasarkan uraian diatas, direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah, departemen pendidikan nasional menerapkan standar kompetensi guru yang berkaitan dengan : (1) komponen kompetensi pengeolaan pembalajaran dan wawasan pendidikan, (2) komponen kompetensi akademik/vokasional sesuai materi pembelajaran, (3) pengembangan profesi. Tujuan adanya kompetensi guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingjat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara professional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran dengan sebaik-baiknyasesuai bidang tugasnya. Adapun manfaatnya yaitu sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru dalam evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.
Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan lingkungan, sarana dan prasarana, serta sebagai latihan yang dilakukan guru. Pada zaman sekarang Nampak bahwa pendidikn dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat kompetitif. Praktik pembelajaran yang terjadi sekarang masih didominasi oleh pola atau pradigma di abad industri. Pada abad pengetahuan paradigm yang digunakan jauh berbeda dengan abad industri. Galbreath (supriadi, 2001;2) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan pada abad pengetahuan adalah pendekatan campuran, yaitu perpaduan anatar pendekatan belajar dari guru, belajar dari siswa lain dan belajar pada diri sendiri. Berikut adalah tabel perbandingan praktek pembelajaran di abad industri dan abad pengetahuan :
           
NO
ABAD INDUSTRI
ABAD PENGETAHUAN
1
Guru sebagai pengarah
Guru sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan.
2
Guru sebagai sumber pengetahuan.
Guru sebagai kawan belajar.
3
Belajar diarahkan oleh kurikulum.
Belajar diarahkan oleh siswa kulum.
4
Belajar dijadwalkan secara ketat dengan waktu yang terbatas.
Belajar secara terbuka, ketat dengan waktu yang terbatas fleksibel sesuai keperluan.
5
Terutama didasarkan pada fakta.
Terutama berdasarkan proyek dan masalah.
6
Bersifat teoritik, prinsip-prinsip dan survei.
Dunia nyata, dan refleksi prinsip dan survei.
7
Pengulangan dan latihan.
Penyelidikan dan perancangan.
8
Aturan dan prosedur.
Penemuan dan penciptaan.
9
Kompetitif.
Kolaboratif.
10
Berfokus pada kelas.
Berfokus pada masyarakat.
11
Hasilnya ditentukan sebelumnya.
Hasilnya terbuka.
12
Mengikuti norma.
Kenekaragaman yang kreatif.
13
Komputer sebagai subjek belajar.
Komputer sebagai peralatan semua jenis belajar.
14
Presentasi dengan media statis.
Interaksi multimedia yang dinamis.
15
Komunikasi sebatas ruang kelas.
Komunikasi tidak terbatas ke seluruh dunia.
16
Tes diukur dengan norma.
Unjuk kerja dinilai oleh pakar, penasihat, kawa sebaya dan diri sendiri.

Ada empat setandar pengembangan propesi guru:
1.      Setandar pengembangan propesi A
Pengembangan perofesi untuk para guru sains yang diperlukan melalui perspektif-perspektif dan metode-metode inquiri.
2.      Setandar pengembangan profesi B
Pengembangan perofesi untuk guru sains memerlukan pengintgrasian  pengetahuan sains, pembelajaran, pendidikan, dan siswa juga menerapkan pengetahuan tersebut ke pengajaran sains.
3.      Setandar pengembangan profesi C
Pengembangan peropessi guru sains memerlukan pembentukan pemahaman dan kemampuan untuk pembeajaran sepanjang masa.
4.      Setandar pengebangan peropesi D
Program-program propesi untuk guru sains harus koheren (berkaitan) dan terpadu.
Untuk menjadi guru profesional, seorang guru dituntut untuk memiiki 5 hal:
1.    guru mempuyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya,
2.  guru menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang   diajarkannya serta mengajarkannya pada siswa.
3.   guru bertanggung jawab membatu hasi belajar sisa mealui berbagai cara evaluasi.
4.  guru mampuberfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengaamannya
5.  guru seyogiaya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Kemandirian seorang guru dicirikan dengan dimilikinya kemampuan untuk membut pilihan nilai, dapat menentukan dan mengambil keputusn sendiri dan dapat mempertnggungjawabkan keputusan yang dipilihnya, memiiki rasa pengabdian kepada masyarakat. Oleh karana itu menjadi seorang pendidik memiiki peran penting dalam mencerdaskn kehidupan masyarakat tersebut.
Ciri-ciri guru profesional di uraikan menjadi 5 kelompok yang disebut komponen :
1.      Komponen afeksi seperti Sabar serta bijaksana, Ulet dan gembira,  Siap dikeritik dan rendah hati, Beriman dan memiliki moral yang baik,  dan Berusaha berbicara yang jelas dan melirik
2.      Komponen penguasaan ilmu pengetahuan yang mencangkup ciri-ciri : mengalami pendidikan formal dalam waktu lama, memiliki pengetahuan tertentu yang spesifik, mendalami dan memperluas pengetahuan dalam bidangnya secara terus menerus dll.
3.      Komponen penyajian bahan pelajaran yang mencangkup ciri-ciri : menanamkan cara berfikir ilmia pada murit-murit mengembangkan kereativitas murit dan kepercayaan terhadap diri sendiri dalam menghadapi masa mendatang
4.      Komponen hubungan guru dengan murit yang mencangkup ciri-ciri: kenal akan keadaan setiap murit baik kemapuan belajarnya dan keadaan ekonominya, sensitive dengan keadaan murit , menaruh belas kasihan kepada murit dalam situasi-situasi
5.      Komponen hubungan guru dengan orang-orag dewasa yang mencangkup ciri-ciri : menjadi anggota organisasi profesi, bergaul dan berteman baik dengan kawan-kawan sprofesi, dengan masyrakat, peribadi guru menjadi contoh di masyarakat.
Motivasi didefenisikan sebagai “penguat alasan, daya batin, dorongan” (Echols dan shadily, 1993:386). Motivasi adalah konsep yang menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam individu untuk mengurai dan mengarahkan perilaku (Gibson, ivancevich dan Donelly, 1992;94). Motivasi merupakan unsur psikologi bagi seorang guru dalam rangka  untuk keberhasilan dalam mengajar. Guru yang tidak mempunyai motivasi mengajar tidak akan berhasil dalam mengajar. Guru mempunyai motivasi karena terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang timbul akibat dari hubungannya dengan sekolah, sebagaimana dijelaskan oleh Buchari zainun (Supriadi, 2000;65), bahwa beraneka ragam kebutuhan timbul akibat adanya beberapa macam hubungan dengan organisasi.
Sedarmayanti (2006;67) mendefenisikan “motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan”. Hasibuan (2000;12) mendefenisikan “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan”. Gibson et.al. (1995;69), mendefenisikan “motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku”. Motivasi merupakan hasrat didalam sesorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Motivasi merupakan penggerak yang yang mengarahkan pada tujuan, dan itu jarang muncul dengan sia-sia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah daya penggerak seseorang untuk melakukan tindakan. Siagian (2001;83) mengemukakan adanya beberapa indikator orang bermotivasi kerja tinggi, yaitu sebagai berikut :
1.      Tekun menghadapi tugas.
2.      Ulet menghadapi kesulitan.
3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4.      Lebih senang bekerja mandiri.
5.      Cepat bosan pada tugas-tugas rutin.
6.      Dapat mempertahankan pendapat.
7.      Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini.
8.      Senang mencari dan memecahkan masalah/hambatan
Motivasi berarti sesuatu yang dilahirkan dari berbagai pengalaman, contohnya seorang pria bercita-cita untuk menjadi guru karena ia kagum terhadap para pendidiknya dimasa lau. Dalam kehidupan sehari-hari, konsep motivasi ini diajarkan melalui konteks spiritual sengan memakai istilah yang berbeda, yakni iman atau harapan.
Stoner (1992;440) mengemukakan pengertian motiasi sebagai berikut:“Motivation is the factor that cause, channel, sustain, and individual behaviour, motivasi adalah faktor-faktor yang menyebabkan, berhubungan dan menyokong tingkah laku seseorang. Hasibuan (1993;92) memandang, motivasi sebagai dorongan atau daya penggerak agar seorang manusia bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi”. Robbins (1998) mendefanisikan motivasi, “as the willingnes to exert high leves of effort towards organizational goals, conditioned by the effort’s ability to satisfy some individual need”.
Pengertian motivasi berdasarkan psikologi, McClelland (2000;56) menjelaskan sebagai “an anticipation of a change in effect”. Pengertian tersebut mengambil asumsi bahwa manusia memiliki dua kondisi emosi yang utama: rasa senang dan rasa sakit. Sebuah motivasi muncul sebagai antisipasi akan terulangnya sebuah kejadian yang menimbulkan rasa senang atau rasa sakit yang pernah terjadi dimasa lalu. Perkembangan psikologi populer yang terjadi sekarang ini adalah manusia dianjurkan untuk memfokuskan diri pada hal-hal yang menimbulkan rasa senang.
Bano  (2000:56) menganjurkan agar manusia memfokuskan diri pada aspek positif dari hidup aspek positif dari sifat alami manusia, karena sesuatu yang negatif tidak memiliki kekuatan untuk membangkitkan motivasi, tetapi seorang ahli lainnya tidak bepandangan serupa. White (Gluckman, 2004:2) mengkontribusikan defenisi yang lain tentang motivasi manusia: “Motivation is a combination of internal force and external influence... Man is often of necessity driven by consideration distasteful to him”.
Pengertian motivasi diatas adalah sebuah gambaran umum tentang bagaimana motivasi berpengaruh terhadap hidup seseorang. Kecenderungan yang ada adalah seseorang hanya memakai satu jenis pemfokusan saja, yakni pada hal positif atau hal negatif. Mereka sangat terlihat saling bertentangansatu dengan yang lainnya, tetapi tidak diragukan bahwa kedua-duanya dapat dimiliki secara bergantian seiring dengan pertambahan usia.  Filosof-filosof terkenal seperti Adama Smith, Jermy Bentham dan John Stuart Mill mencoba menjelaskan motivasi dalam hubungannya dengan usaha-usaha manusia memaksimalkan kesenangan dan menekan kesusahan. Luthan (Ambarwati, 2001:14) menyatakan bahwa ada tiga unsur yang mempengaruhi motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Mc Clelland (1985), seorang psikolog berkebangsaan Amerika dari Universitas Harvard, dalam teori motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “Virus mental” yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong sesorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus mental yang dimaksud dari tiga dorongan kebutuhan, yaitu: kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk memperluas pergaulan, dan kebutuhan untuk menguasai sesuatu.
Mc Clelland (Bateman dan snell, 2002:420) mengemukakan enam karakteristik pegawai yang mempunyai motif berprestasi tinggi:
1.      Memiliki tingkat tanggung jawab.
2.      Berani mengambil dan memikul resiko.
3.      Memikul tujuan yang realistik.
4.      Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5.      Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam semua kegiatan yang dilakukan.
6.      Mencari kesempatan untuk merealisasi rencana yang telah diprogramkan.
Murray (Mangkunegara, 2001:87) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut:
1.      Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
2.      Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan.
3.      Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan.
4.      Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu.
5.      Melakukan hal yang sukar denagn hasil yang memuaskan.
6.      Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti.
7.      Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.
Berdasarkan pendapat Mc Clelland dan Murray, dapat dikemukakan karakteristik guru yang motif prestasinya rendah antara lain sebagai berikut:
1.      Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan atau kegiatan.
2.      Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik, serta lemah melaksanakannya.
3.      Bersikap apatis dan tidak percaya diri.
4.      Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
5.      Tindakannya kurang terarah pada tujuan
Teori dari Mc Clelland berkaitan erat dengan konsep belajar dari kebudayaan. Terdapat tiga kebutuhan yang dapat diperoleh seseorang dalam kehidupan melalui aktivitas mempelajari kebudayaan, yaiitu:
6.      Kebutuhan berprestasi, yaiitu kebutuhan untuk berbuat lebih baik.
7.      Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk mengadakan, memelihara dan memperbaiki hubungan social.
8.      Kebutuhan berkuasa, yaitu kebutuhan akan reputasi, pengaruh dan dampak.
E.J. Donald (Komaruddin, 1999:13) membagi motivasi dalam dua jenis:
1.      Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang. Motivasi      ini sering disebut “Motivasi murni” misalnya, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan berusaha diterima.
2.      Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang. Misalnaya, kenaikan pangkat, pujian, hadiah dan sebagainya.
Menurut Uwes (1999:123) dalam dunia pendidikan khususnya di kampus, guru senior ada dua macam, pertama, guru senior yang dianggap senior oleh guru senior. Guru demikian, selain ditandai oleh pangkat, juga harus menjadi panutan para guru junior. Dia memiliki keterlibatan yang terus menerus pada pengembangan keilmuan, baik melalui pengajaran, diskusi, penelitian atau pemunculan ide-ide baru dalam ilmu kependidikan. kedua, guru senior yang telah memiliki kewenangan mandiri dalam pelaksanaan Tut Wuri Handayani. Guru senior demikian ditandai oleh kepangkatan jabatan fungsional. menurut Uwes (1999;123) juga dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, guru senior berfungsi sebagai guru pembina sementara guru junior sebagai asisten pelaksana pendidikan dan pengajaran. Dalam kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, guru senior berfungsi sebagai supervisor atau malah ketua tim. sementara guru junior menjadi anggota pengalaman pelaksanaan tugas guru dalam berbagai segi, dari sejak perdiapan sampai evaluasi. Pelaksanaan bersifat magang, karena itu dalam hal kegiatan pendidikan dan pengajaran, terbuka peluang berdiri langsung di depan kelas, saat guru senior berhalangan.
Menurut Robbins (1998;81) seperti halnya dengan absensi, masa kerja juga merupakan variable yang ampuh dalam menjelaskan penggantian (dikeluarkannya karyawan). " Secara konsisten ditemukan bahwa masa kerja berhubungan secara negatif dengan pergantian karyawan dan telah disarankan sebagai salah satu peramal tunggal yang paling baik mengenai pergantian". Lagi pula, konsisten dengan riset yang menyarankan perilaku masalalu merupakan peramal terbaik dari perilaku masa depan, bukti menandakan bahwa masa kerja pada suatu pekerjaan sebelumnya dari seorang karyawan merupakan suatu peramal yang ampuh dikeluarnya karyawan itu di masa depan.
Bukti menunjukkan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan secara positif. memang jika usia dan masa kerja diperlakukan secara terpisah, tampaknya masa kerja akan merupakan peramalan yang lebih konsistend dan mantap dari kepuasan kerja daripada usia kronologis.

BAB III PENUTUP

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan daam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi sedangkan guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal yang memenuhi ciri atau karakteristik yaitu:
·         Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat
·         Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu
·         Memiliki kode etik
·         berhak memperoleh imbalan finansial atau material.
Keterkaitan antara kinerja dengan seorang guru akan terbentuk bilamana  masing-masing struktur memiliki dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing. Guru yang baik tidak akan pernah putus asa, dan menjadikan sebuah kritikan setiap orang sebagai motivasi dalam melakukan perbaikan yang akan datang.
Sikap Guru Professional sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan lingkungan, sarana dan prasarana, serta sebagai latihan yang dilakukan guru.
Masa kerja guru merupakan peramalan yang lebih konsistend dan mantap dari kepuasan kerja daripada usia kronologis.
Untuk kedepannya dalam penulisan makalah, segera mencari bahan seperti buku rujukan maupun sumber – sumber pada internet agar makalah selesai pada waktunya. Dan menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat sederhana, dan masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.



Faturrahman pupuh, suryana aa.2012.Guru Profesional;Bandung.PT Revika Aditama.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH KONSEP IMAN, ILMU DAN AMAL

LAPORAN HASIL SURVEI KAIN ENDEK BALI DI SINGARAJA DAN PELESTARIANNYA

SEJARAH, PENGERTIAN DAN HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGGUNAKAN TIMBANGAN DACIN