MAKALAH KONSEP IMAN, ILMU DAN AMAL
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MAKALAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
“KONSEP
IMAN, ILMU DAN AMAL”
NAMA
KELOMPOK 4 :
1. LISANTI
ZEFTIATUL ANA ; 1815011002
2. NITA
PURNAMA DEWI ; 1815011006
JURUSAN
TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN
2019
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan bimbinganNya, kami
dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam
yang judul “Konsep Iman, Ilmu dan
Amal”
dengan baik dan lancar. Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai Ujian Tengah
Semester (UTS) pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan tentunya dalam
proses pembuatannya tidak akan terwujud tanpa bantuan dari pihak-pihak
tertentu, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Dra.
Damiati, M. Kes.
, selaku dosen pengajar mata kuliahPendidikan
Agama Islam.
2.
Teman kelompok
yang telah membantu.
Kami
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan bahwa betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami
konsep yang ada di dalam iman, ilmu dan amal. Selain itu kami berharap makalah ini dapat menjadi
bahan studi untuk selanjutnya.
Makalah ini sepenuhnya jauh dari
kata sempurna sehingga dibutuhkan saran dan kritik dari pembaca demi
perkembangan dan penyempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita dan khususnya pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
Setiap
manusia mempunyai tujuan dalam hidupnya, sehingga apapun yang dilakukan dalam
hidup akan lebih berarti dan bermakna. Dalam hal tersebut manusia di bekali dengan
suatu kepercayaan sebagai tempat berkaca dan mengambil tindakan. Konsep
kehidupan juga menunjukkan manusia yang memiliki kepercayaan akan mempunyai
keharmonisan terhadap suatu yang diyakininya yaitu Tuhan. Manusia akan
melakukan apa yang harus dijalankan dan menghindari apa yang sudah dilarang
oleh suatu kepercayaan yang diyakini. Di Indonesia sendiri terdapat enam
kepercayaan atau agama yang dapat dianut yaitu Islam, Kristen, Protestan,
Hindu, Budha dan Konghuchu. Semua kepercayaan tersebut memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk mengharapkan pahala dari Tuhan dengan menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Islam sebagai agama tidak hanya memuat seperangkat
konsep–konsep ideal (ilmu). Tetapi juga memuat seperangkat amal praktek untuk
diaktualisasikan (diterapkan) dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dalam hal
ini, manusia muslim harus memiliki sebuah iman yang mampu mempertahankan
kayakinannya terhadap Allah lewat tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari.
Sebagai
dasar kebenaran, maka konsepsi Iman menjadi landasan kebenaran pada kebenaran
mutlak. Kebenaran menjadi titik ideal yang manusia perlu mengindahkannya, titik
ideal ini menjadi dasar konsepsi atau sumber nilai yang menentukan kerja amal
manusia sesuai dengan kebenaran. Sebagai sarana pendekatan diri pada kebenaran,
ilmu pengetahuan sebagai pangkal bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan secara
masif mendekatkan dirinya melalui pencarian kebenaran atau pembelajaran. Ilmu
sebagai cahaya pencerah akal manusia pada kebenaran, maka ilmu akan senantiasa
membawa manusia pada pribadi yang bernilai. Manusia yang bernilai adalah
manusia yang melakukan kerja kemanusiaan atau amal. Ilmu akan menjadi hidup
dengan membumikan ilmu dalam pola pikir dan pola tindak manusia. Manusia harus
melaksanakan amal-amal perbuatan dalam kehidupan untuk mendapatkan Ridho-Nya.
Amalan-amalan dapat dilakukan melalui tindakan yang termasuk dalam rukun Islam
dan rukun iman. Segala sesuatunya dapat berjalan secara berkesinambungan dan
sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Oleh karena itu, iman yang merupakan
bagian integral dari ajaran islam pengertiannya harus secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu.Itulah tiga hal yang harus senantiasa dijadikan
prinsip dalam hidup kita. Hidup manusia tidak akan sempurna apabila salah satu
dari iman, ilmu dan amal tidak dimiliki, di asah, dan diperbaiki. Keyakinan
kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya begitu juga ilmu yang tidak
melahirkan amal umat shaleh dalam kehidupan tidak ada artinya juga. Untuk
mengetahui lebih anjut tentang iman, ilmu dan amal, maka Penulis membuat
makalah dengan judul “Konsep Iman, Ilmu dan Amal”.
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini, antara lain :
1.
Apakah
pengertian dari Iman, Ilmu dan Amal ?
2.
Bagaimana
hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal ?
Memiliki
tujuan untuk mengetahui konsep dari iman, ilmu dan amal dan memahami hubungan
di antara ketiganya sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan yang berhubungan dengan iman, ilmu dan amal
sehingga dapat bertingkah laku yang benar dalam kehidupan.
1. Pengertian
Iman.
Iman
adalah kepercayaan atau keyakinan. Menurut bahasa, iman adalah pembenaran dalam
hati. Sedangkan menuut istilah iman adalah membenarkan dengan hati, membenarkan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan.
2. Rukun
Iman.
a. Iman
Kepada Allah.
Pengertian Iman secara
bahasa Arab adalah percaya, pengertian secara Istilah, iman adalah membenarkan
dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Jadi, pengertian Iman
Kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaanya, kemudian diakui dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan di dunia nyata.
Fungsi iman kepada
Allah :
·
Menambah
Keyakinan
Kita tahu bahwa Allah
SWT lah yang menciptakan segala sesuatunya dan membuat kita masih hidup sampai
sekarang. Jadi kita harus semakin yakin dan bersyukur kepada Allah
·
Menambah Ketaatan
Dengan beriman kepada
Allah dapat menjadikan acuan untuk taat menjalani perintah Allah dan menjauhi
laranganya sehingga hati kita akan selalu ingat kepada Allah
·
Menentramkan
Hati
Dalam surah Ar-Ra’ad
ayat 28 dijelaskan bahwa orang-orang beriman selalu mengingat Allah, dan
membuat hati mereka tentram karenanya
·
Dapat
Menyelamatkan Hidup Manusia di Dunia Maupun Akhirat
Dalam Quran Surah
Al-Mukminin, Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul kami dan
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada berdirinya saksi-saksi
(hari kiamat)”
·
Mendatangkan
Keuntungan dan Kebahagiaan Hidup
Manusia yang beriman
kepada Allah hati mereka menjadi tentram, hidup pastinya akan lebih bahagia dan
permasalahan menjadi lebih mudah diselesaikan karena Allah akan membantunya.
Berikut adalah contoh
dari perilaku iman kepada Allah :
1. Mendirikan
Sholat
2. Menafkahkan
sebagian rezeki
3. Beriman
Kepada Kita Allah
4. Menafkan
sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun sempit
5. Selalu
berbuat kebajikan
6. Mampu
menahan amarah
7. Mampu
memaafkan kesalahan orang lain
8. Melaksanakan
perintah Allah dari segi ibadah
9. Berhenti
dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi
10. Mempercayai
dengan benar rukum iman
b. Iman
Kepada Malaikat Allah.
Mengimani adanya
malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan tugas yang
diberikan Allah kepada para malaikat. Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang
tahu dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT
dari cahaya
Orang islam wajib mengimani 10 malaikat
yaitu:
1. Malaikat
Jibril
2. Malaikat
Mikal
3. Malaikat
Rakib
4. Malaikat
Atid
5. Malaikat Mungkar
6. Malaikat
Nakir
7. Malaikat
Izrail
8. Malaikat
Israfil
9. Malaikat
Malik
10. Malaikat
Ridwan
c. Iman
Kepada Kitab-Kitab Allah.
Mengimani bahwa seluruh
kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat Allah.
Mengimami bahwa kitab
suci yang diturunkan oleh Allah SWT ada 4 (empat) yaitu:
• Kitab
Suci Taurat
• Kita
Suci Zabur
• Kitab
Suci Injil
• Kitab
suci Al- Qur’an
Muslim wajib mengimani
bahwa Al-Qur'an merupakan penggenapan kitab-kitab suci terdahulu.
d. Iman
Kepada Rasul Allah.
Mengimani bahwa ada di
antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai
perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat
dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan
yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah
benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan
rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
e. Iman
Kepada Hari Akhir.
Mengimani tanda-tanda
hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di
Surga atau Neraka.
f. Iman
Kepada Takdir Allah.
Mengimani kejadian yang
baik maupun yang buruk, semua itu atas izin dari Allah. Karena seluruh makhluk
tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka melalui
kehendak Ilahi.
3. Hal-hal
yang Membatalkan Iman.
Pembatal iman atau
“nawaqidhul iman” adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman
masuk didalamnya yakni antara lain:
1. Mengingkari
rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan-kekhususanNya, atau mengaku
memiliki sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang
mengakuinya.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Dan mereka berkata,
‘Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita
hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa’, dan mereka sekali-kali
tidak mempu-nyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah
menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah [45] : 24)
2. Sombong
serta menolak beribadah kepada Allah.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Al-Masih sekali-kali
tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan)
malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari
menyembahNya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua
kepadaNya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal shalih, maka Allah
akan menyempurnakan pahala mereka dan me-nambah untuk mereka sebagian dari
karuniaNya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah
akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan
memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripadaNya.” (QS.
An-Nisa’ [4]: 172-173)
3. Menjadikan
perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai (pertolongan) selain
Allah.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Dan mereka menyembah
selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan
tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi
syafa’at kepada kami di sisi Allah’. Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan
kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya baik di langit dan tidak (pula) di
bumi? Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu).”
(QS. Yunus [10]: 18)
4. Menolak
sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau yang ditetapkan oleh RasulNya.
Begitu pula orang yang
menyifati seseorang (makhluk) dengan sesuatu sifat yang khusus bagi Allah,
seperti ilmu Allah. Termasuk juga menetapkan sesuatu yang dinafikan Allah dari
diriNya atau yang telah dinafikan dariNya oleh RasulNya Shalallaahu alaihi
wasalam.
Allah berfirman kepada
Rasulnya:
5. Mendustakan
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tentang sesuatu yang beliau bawa.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Dan jika mereka mendustakan kamu, maka
sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan
(rasul-rasulNya); kepada mereka telah datang rasul-rasulNya dengan mambawa
mu’jizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.
Kemudian Aku adzab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya)
akibat kemurkaanKu.” (QS. Fathir [35] : 25-26)
6. Berkeyakinan
bahwa petunjuk Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak sempurna atau
menolak suatu hukum syara’ yang telah Allah turunkan kepadanya, atau meyakini
bahwa selain hukum Allah itu lebih baik, lebih sempurna dan lebih memenuhi
hajat manusia, atau meyakini kesamaan hukum Allah dan RasulNya dengan hukum
yang selainnya, atau meyakini dibolehkannya berhukum dengan selain hukum Allah.
7. Tidak
mau mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu tentang kekafiran mereka, sebab
hal itu berarti meragukan apa yang dibawa oleh baginda Rasul Shalallaahu alaihi
wasalam.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“…dan mereka berkata,
Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada
kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang
menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya.” (QS. Ibrahim [14]:
9)
8. Mengolok-olok
atau mengejek-ejek Allah atau Al-Qur’an atau agama Islam atau pahala dan siksa
dan yang sejenisnya, atau mengolok-olok Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
atau seorang nabi, baik itu gurauan maupun sungguhan.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang
apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesung-guhnya
kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan
Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah [9]: 65-66)
9. Membantu
orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang muslim.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu);
sebagian mereka adalah pemimpin bagi pemimpin yang lain. Barangsiapa di antara
kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesung-guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zhalim.” (QS. Al-Maidah [5]: 51)
10. Meyakini
bahwa orang-orang tertentu boleh keluar dari ajaran Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam, dan tidak wajib mengikuti ajaran beliau.
Allah berfirman:
“Pada hari ini telah
Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan
telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah [5]: 3)
11. Berpaling
dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya serta tidak mau mengamalkannya.
Allah Subhannahu wa
Ta’ala berfirman:
“Dan siapakah yang
lebih zhalim daripada orang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya,
kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan
kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajadah [32] : 22)
1. Pengertian
Imu.
Ilmu
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang
berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan
dengan kata science. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu
tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu
paada makna yang sama. “Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
2. Kedudukan
Ilmu dalam Islam.
Ilmu
menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam, hal ini terlihat
dari banyaknya ayat Al Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang
tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi
umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam
Al Qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali ,
ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL qur’an sangat
kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi
ciri penting dari agama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani (1995;;
39) sebagai berikut ;
‘’Salah satu ciri yang
membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu
(sains), Al quran dan Al-sunnah mengajak kaum muslim untuk mencari dan
mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang
berpengetahuan pada derajat tinggi’’
Allah SWT berfirman
dalam AL Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11 yang artinya :
“Allah meninggikan
beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan
orang-orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan).dan Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan”
Ayat
di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan
menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan
menjadi pendorong untuk menuntut Ilmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan
membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah ,sehingga akan tumbuh
rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal ini sejalan
dengan firman Allah:
“sesungguhnya yang
takut kepada allah diantara hamba –hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ;
(surat faatir:28)
Disamping ayat –ayat
Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, AL qur’an juga
menghubungkan ilmu dengan konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah
ilmu, menjadi sangat penting, dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya
membaca, sebagaimana terlihat dari firman Allah yang pertama diturunkan yaitu
surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya: “Bacalah dengan meyebut
nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah,dan
tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.”
Ayat –ayat trersebut,
jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk tidak pernah berhenti
menuntut ilmu, untuk terus membaca, sehingga posisi yang tinggi dihadapan Allah
akan tetap terjaga, yang berarti juga rasa takut kepeada Allah akan menjiwai
seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh , dengan
demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi dengan ilmu akan membuahkan amal.
Di samping ayat–ayat Al-qur’an, banyak
juga hadis yang memberikan dorongan kuat untuk menuntut Ilmu antara lain
hadis berikut yang dikutip dari kitab jaami’u Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, : 44 ) :
“Carilah ilmu walau
sampai ke negeri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim’”(hadis riwayat Baihaqi).
1. Pengertian
Amal.
Secara bahasa "amal" berasal
dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti
yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik
yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang
berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam
adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh
Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah,
sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan
hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi
manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain.
Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak
yang positif bagi peradaban manusia
Kata amal artinya pekerjaan. Dalam
bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti
anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata
ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca
Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
Dalam Al-Quran, kata amal terbagi kepada
'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang
tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal
salah), termasuk pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan)
dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah
melakukan 'amalus-shalih dan wajib menjauhi 'amalus-sayyi-ah.
Ada firman Allah SWT, ''Siapa yang
mengerjakan kebaikan dia mendapat pahala dari perbuatannya itu dan siapa yang
mengerjakan kejahatan maka orang yang melakukan kejahatan itu tidak dibalas
kecuali menurut apa yang dikerjakannya.'' (Al-Qasas: 84).
2. Amal Shaleh dan Amal Jariyah.
1. Amal saleh.
Amal saleh adalah melakukan
pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain
berdasarkan syariat Islam serta ikhlas karena Allah Swt semata. Amal saleh
termasuk perintah Allah karena dengan beramal saleh maka akan tercipta
kehidupan yang tentram dan bahagia. Amal saleh adalah perbuatan atau sikap yang
harus di miliki oleh setiap muslim sebab orang yang amal saleh akan menjadi
penghuni surga serta kekal didalamnya. Sebagaimana firman Allah :
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ
Artinya : “Dan orang-orang yang
beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82)
Berikut adalah amalan-amalan shaleh
yang harus dimiliki oleh manusia :
a. Bertaqwa kepada Allah SWT.
Bertakwa adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Hal ini seperti yang di jelaskan Allah dalam Surah
Al-Baqarah ayat 197.
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
"Berbekallah dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal."
Berikut adalah ciri-ciri orang yang bertaqwa :
·
Mengerjakan amal ibadah dengan baik seperti shalat, puasa,
zakat dan dzikir.
·
Memulai sesuatau perbuatan baik dengan Basmalah dan
mengahirinya dengan Hamdalah.
·
Berniatlah dengan ikhlas karena Allah setiap perbuatan baik
yang hendak kita lakukan.
·
Sabar dalam menghadapi segala cobaan dari Allah.
·
Istiqomah di jalan-Nya.
·
Memaafkan kesalahan orang lain.
·
Memegang amanah dan Menempati janji.
·
Menjalani hidup penuh dengan rasa optimis dan lain-lain.
b. Birul walidain (patuh terhadap orang
tua).
Orang tua adalah orang yang telah berjasa kepada kita,
terutama ibu, maka sudah sewajarnya sebagai anak kita berbakti kepada kesua
orang tua kita selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Keharusan
berbakti kepada orng tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah rasional,
mengingat sedemikian besar jasa ibu dan bapak dalam merawat dan menjaga
anak-anak sejak dari kandungan hingga dewasa. Adapun wujud nyata dari berbakti
kepada orang tua adalah :
·
Tidak berkata kasar kepada kedua orang tua.
·
Berlaku hormat dan santun terhadap orang tua.
·
Tidak berkata ” ah” saat di suruh orang tua.
·
Berlaku rendah hati dan penuh kasih sayang.
·
Mendo’akan orang tua.
c. Berbuat baik sesama manusia.
Berbuat baik yang di maksud adalah tidak meragukan orang
lain, bersikap jujur, tidak menyakiti, bersikap ramah, salin tolong menolog
dalam kebaikan dan takwa dan masih banyak yang lainnya.
d. Berbuat baik terhadap lingkungan.
Adapun
wujud dari berbuat baik kepada lingkungan antara lain :
·
Memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan Sebaik- baiknya.
·
Menjaga keseimbangan alam sehingga alam tetap lestari.
·
Tidak melakukan hal- hal yang dapat merusak ekosistem yang
ada di alam baik itu untuk jangka waktu dekat atau jangka waktu yang lama.
e. Amal shaleh terhadap diri sendiri.
Misalnya
:
·
Beribadah dan beramal shaleh kepada Allah Swt.
·
Tidak membiarkan diri jatuh kedalam dosa, kebinasaan,
kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba, merokok, merampok dan
lain-lain.
·
Saling membantu dan mengurangi penderitaan orang lain karena
Allah.
·
Menjauhkan sikap tercela seperti : buruk sangka, iri,
dengki, kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.
·
Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis,
penakut, tergesa-gesa dan sikap atau sifat yang jelek lainnya.
Syarat
Sahnya Amal Saleh Antar lain :
1. Amal Saleh di kerjakan dengan niat
Ikhlas karena Allah Swt. Hal ini seperti yang di jelaskan Rosululloh dalam
hadisnya " Allah tidak akan menerima amal melainkan yang di dasari ikhlas
karena Allah dan untuk mencari ridha- Nya ".(H.R. Ibnu Majah).
2. Amal Saleh tersebut dilakukan secara
sah sesuai dengan syariat Islam. Rasulullah bersabda : " Barang siapa yang
mengerjakan amal tanpa adanya dasar salam agama maka amal tersebut di
tolak." (H.R Muslim).
3. Di lakukan dengan memenuhi Ilmu.
Rasulullah saw. Bersabda :" Apabila suatu urusan di serahkan kepada orang
bukan ahlinya maka tanggunglah kehancurannya." (H.R. Bukhari).
2. Amal jariyah.
Amal jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir
pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia.
Amalan tersebut terus menghasilkan pahala yang terus mengalir kepadanya.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga
perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih
yang selalu didoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631).
Yang dimaksud dalam hadits adalah
tiga amalan yang tidak terputus pahalanya:
·
Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur,
mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan
dalam ibadah.
·
Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia
ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama
yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.
·
Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja
keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk
memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya
anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab,
yaitu orangtuanya masih mendapatkan pahala meskipun orangtuanya sudah meninggal
dunia.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya
yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan
setelah ia mati adalah:
1. Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan.
2. Anak shalih yang ia tinggalkan.
3. Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan.
4. Masjid yang ia bangun.
5. Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang
terputus perjalanan) yang ia bangun.
6. Sungai yang ia alirkan.
7. Sedekah yang ia keluarkan dari harta
ketika ia sehat dan hidup.
Dalam
Islam, antara Iman, Ilmu dan Amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam
agama Islam sebagai ajaran (paradigma) Islam. Islam adalah agama wahyu yang
mengatur sistem kehidupan. Dalam agama Islam terkandung tiga ruang lingkup,
yaitu Akidah, Syari’ah dan Akhlak. Sedangkan Iman, Ilmu dan Amal barada didalam
ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap “Rukun Iman yang enam”,
sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada “Rukun Islam yang lima” yaitu tentang
tata cara ibadah dan pengamalanya yang menghasilkan “Ihsan” - kebaikan dan
kemanfaatan bagi manusia dan alam lingkungannya.
1. Hubungan iman dan ilmu.
Beriman
berarti meyakini kebenaran eksistensi dan ajaran Allah swt dan Rasulullah saw.
Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat
menjalankan perintah Allah swt dan Rasul saw kita harus memahaminya terlebih
dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.
Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari ajaran agama (Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang
saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih
mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat
egoisma pribadi (kelompok, bangsa), sombong dan semena-mena yang berakhir
menjadi berakibat rusaknya tatanan hidup sosial kemasyarakatan dan meruntuhkan
peradaban yang telah susah payah dibangun manusia.
2. Hubungan iman dan amal.
Amal
Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang. Artinya orang yang beriman
kepada Allah swt harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh.
sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya yang artinya:
(4) Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; (5) kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya. (6) kecuali orang-orang yang beriman dan beramal
soleh (mengerjakan kebajikan) , maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada
putus-putusnya. [QS At-Tin 95:4-6]
Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi
mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu. Satu sisi ada dan
satu sisi lainnya tidak ada, begitu sebaliknya, maka dia tidak berharga sama
sekali. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah.
Dengan demikian seseorang yang
mengaku beriman harus menjalankan keislamannya, begitu pula orang yang mengaku
Islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh
didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang menunjukkan nilai-nilai
keislaman.
3. Hubungan amal dan ilmu.
Hubungan
ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin dan
pembimbing amal perbuatan. Amal yang lurus dan berkembang bila didasari dengan
ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu
yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya, sebagai mana sebuah hadits
Rasul saw yang artinya:
“Barang
siapa yang menghendaki kehidupan Dunia, maka wajib baginya memiliki Ilmu. Dan
barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib memiliki Ilmu. Dan
barangsiapa menghendaki keduanya, maka wajib baginya memiliki Ilmu”. [HR
Turmudzi].
Ajaran Islam sebagai mana tercermin
dari Al-Qur'an sangat kental dengan nuansa - nuansa yang berkaitan dengan ilmu,
ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Keimanan yang
dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntut ilmu, sehingga
posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang tinggi dihadapan
Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas
kehidupan manusia untuk beramal shaleh.
Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan
kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau
melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan ikhlas
karena Allah swt semata. Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai
suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai
iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam perbuatan manusia harus
berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan perbuatan.
BAB III PENUTUP
Iman
adalah kepercayaan atau keyainan. Menurut bahasa, iman adalah pembenaran dalam
hati. Iman mencakup di dalamnya adalah rukun iman yang terdiri dari 6 iman.
Namun ada hal-hal yang dapat membatalkan iman, pembatal iman atau “nawaqidhul
iman” adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk didalamnya.
Ilmu
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang
berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya
diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun
secara konseptual mengacu paada makna yang sama. “Ilmu adalah pengetahuan
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Pengertian
amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan
kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak
hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas
pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Amal saleh adalah melakukan pekerjaan
baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan syariat
Islam serta ikhlas karena Allah Swt semata. Amal jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir
pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia.
Amalan tersebut terus menghasilkan pahala yang terus mengalir kepadanya.
Antara
iman, ilmu dan amal saling berhubungan satu sama lain karena perbuatan baik
seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran
Islam perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang
pelaksanaan perbuatan.
Sesungguhnya makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan perlu adanya perbaikan, oleh karena itu Penulis sangat membutuhkan
saran dan kritikan dari Pembaca demi perkembangan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Landasan ideologis pengembangan nasionalisme Indonesia.
Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran. Ø Landasan Ideologi Bangsa Indonesia adalah: 1. Pancasila. Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Nama ini terdi dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Berarti pancasila menjadi pemersatu bangsa Indonesia, dan pancasila mengandung nilai-nilai kepribadian yang dipercayai paling benar, adil, bijaksana, dan cocok untuk bangsa Indonesia dalam mempersatukan rakyat. 2. UUD...
CARA MEMBUAT POSTER DENGAN PHOTOSHOP
HALLO teman-teman...kali ini saya akan memberi 1 contoh poster di bidang tata busana. Poster ini saya buat dengan menggunakan photoshop dengan ukuran kertas A3. Berikut contoh poster di bidang tata busana. Setelah melihat contoh poster di atas, tentunya kalian penasaran dengan cara membuatnya, nah kali ini saya akan menjelaskan cara membuat poster secara singkat dan cukup point-pointnya saja. 1. Pertama, kita buka aplikasi photoshop. 2. Kedua, gunakan background kertas A3 yang dapat dibuka pada menu file lalu klik "new". 3. Sebelum itu kita harus mencari bahan-bahan yang akan di masukkan ke dalam poster kita, bisa search google ataupun foto lewat camera hp. Setelah semua bahan ada maka kita susun. 4. Gambar pertama yang saya jadikan background disini adalah gambar bunga transparan di atas. Untuk ukurannya bisa kita sesuaikan dan atur tingkat transparansinya lewat menu blending options. Untuk memasukkannya yaitu dengan pilih menu file lalu klik "place...
Komentar
Posting Komentar